Seni Beladiri dan Pertarungan Jalanan

Pertanyaan: "Apa yang Anda lakukan bila Anda diserang dengan salah satu dari beberapa serangan berikut ini?
  1. dorongan di bagian dada (biasanya diikuti dengan pukulan dari pihak yang terdorong kepada pihak yang mendorong).
  2. pukulan melingkar (roundhouse/haymaker) kearah kepala.
  3. cengkeraman di bahu atau kerah baju dengan satu tangan diikuti dengan pukulan lurus ke arah kepala.
  4. cengkeraman di kerah baju dengan dua tangan diikuti dengan hantaman kepala.
  5. cengkeraman di kerah baju dengan dua tangan diikuti dengan hantaman lutut pada kemaluan.
  6. hantaman botol, gelas, atau asbak ke arah kepala.
  7. tendangan lurus ke arah kemaluan atau tungkai bawah.
  8. tusukan benda tajam ke arah muka.
  9. sabetan dengan menggunakan pisau kecil.
  10. pitingan pada kepala (kuncian kepala samping)."
Serangan-serangan tersebut di atas adalah 10 serangan yang paling umum dilakukan dalam perkelahian jalanan menurut kepolisian Inggris.
Image dari flickr.com
Tik... tok... tik... tok...

Kalau untuk menjawab pertanyaan ini Anda butuh waktu 2-5 detik, maka dalam perkelahian jalanan, bisa dipastikan Anda sudah terkapar saat ini.

Bila Anda harus berpikir panjang untuk menjawab pertanyaan ini, maka ada yang salah dalam latihan beladiri Anda.

Tapi saya belum pernah diajari cara untuk mengatasi serangan-serangan tersebut dalam latihan.

Mungkin itu yang ada dalam pikiran Anda.

Di dalam seni beladiri (apalagi seni beladiri tradisional seperti judo, karate, dan kungfu), kita memang tidak pernah diajari cara menghadapi serangan-serangan tersebut saat latihan di dojo, benar kan?

Salah.

Kalau seni beladiri --yang sebelum munculnya beladiri 'sport' adalah seni untuk bertahan hidup, membunuh atau dibunuh-- tidak mengajari praktisinya untuk menghadapi situasi hidup dan mati, maka Anda tidak akan mungkin berlatih seni beladiri yang saat ini sedang Anda pelajari.

Kenapa begitu?

Tentu saja karena para guru besar dari seni beladiri yang saat ini sedang Anda pelajari sudah koit duluan sebelum sempat menurunkan ilmu beladirinya kepada muridnya yang kemudian menurunkannya kepada puluhan generasi murid berikutnya sampai akhirnya ilmu tersebut sampai kepada Anda.

Tapi benar lho saya belum pernah diajari cara mengatasi serangan-serangan tersebut dalam latihan.

Sebenarnya Anda sudah diajari hal itu melalui kihon, kata/hokei/jurus yang tentunya sudah Anda lakukan puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali. Yang kurang adalah Anda tidak (atau belum) memahami makna dari setiap gerakan kihon, kata/hokei/jurus yang sudah Anda pelajari.

Ada dua kemungkinan kenapa hal tersebut bisa terjadi:

Yang pertama adalah Anda kurang aktif bertanya. Sekarang ini, metode latihan beladiri sangat berbeda dengan jaman dulu. Pelatih beladiri yang kekinian biasanya lebih terbuka dengan pertanyaan dari murid-muridnya. Tetapi terkadang, karena saking banyaknya murid yang harus dilatih dalam satu sesi latihan, pelatih Anda melupakan beberapa detail. Pertanyaan Anda adalah seperti pengingat bagi pelatih Anda untuk menjelaskan detail-detail tersebut [dan bila pelatih Anda memang benar-benar paham, beliau akan dengan senang hati (dan panjang lebar) menjelaskannya kepada Anda].

Yang kedua adalah pelatih Anda juga nggak paham. Hal ini terjadi bila pelatih atau senpai Anda (tidak peduli apapun tingkatannya) terlalu bernapsu mengejar tingkatan (baca: sabuk), beliau terobsesi mengikuti ujian kenaikan tingkat secepat mungkin untuk segera meraih tingkatan tertentu (dan status pelatih) sehingga kurang memahami makna dari gerakan-gerakan kihon, kata/hokei/jurus, dan waza (teknik) yang sudah "dikuasainya".

(maaf mulai ngalor-ngidul nggak jelas hehehe)

Intinya adalah Anda sebenarnya sudah berlatih cara menghadapi 10 serangan tersebut di atas, tetapi Anda tidak menyadarinya.

Itulah yang terjadi kalau kita hanya belajar seni beladiri 'luarnya' saja. Kita hanya mengkopi gerakan dari pelatih atau senpai kita tanpa mau berusaha untuk memahami makna dan tujuan dari gerakan-gerakan tersebut.

Pahami makna dan tujuan dari setiap gerakan, serta berlatihlah terus menerus dan jangan bosan mengulang-ulang gerakan yang sama. Dengan begitu, tubuh Anda akan 'hafal' dengan gerakan-gerakan tersebut dan akan bergerak secara otomatis untuk menghindar, menangkis, dan atau menyerang balik bila mendapat serangan; dan yang nggak kalah penting, pelajari juga teori serta filosofi dari beladiri yang bersangkutan.
"If you have to think about a technique, you haven't done it enough" - Norman Harris
Semoga bermanfaat.

Thanks for reading Seni Beladiri dan Pertarungan Jalanan. Please share...!

About dudundeden

Previous
« Prev Post
    Blogger Comment
    Facebook Comment

No Spam, Please...!