Latihan beladiri bukan hanya di dalam dojo, latihan beladiri yang sebenarnya dimulai justru saat kita melangkah keluar dari pintu dojo.
Setidaknya itulah pendapat saya.
Latihan beladiri yang 'resmi' (yang dilakukan di dalam dojo) menurut saya sangat kurang dalam mempersiapkan diri kita menghadapi situasi perkelahian yang sebenarnya.
Sayangnya banyak orang menganggap bahwa latihan beladiri hanya bisa dilakukan saat mereka memakai dogi dengan sabuk berwarna yang melilit di pinggangnya, saat mereka tidak memakai alas kaki, dan hanya bisa dilakukan di tempat yang cukup luas untuk bisa bergerak dengan bebas.
Kita seringkali lupa bahwa 'praktek nyata' beladiri bisa terjadi kapanpun dan di manapun; saat kita mengenakan kemeja, jas, atau kaos; saat kita memakai celana jins; saat kita memakai alas kaki (sepatu ataupun sandal); atau di tempat yang sempit atau kurang ideal untuk membela diri seperti di tempat yang licin, berkerikil, dan lain sebagainya.
Di artikel kali ini saya hanya akan fokus pada satu hal saja yaitu alas kaki.
Bicara tentang seni beladiri, kaki adalah salah satu bagian tubuh yang paling penting. Kita memasang kamae atau kuda-kuda dengan kaki; tanpa kaki kita tidak akan bisa mengatur maai dengan lawan kita; intinya tanpa kaki kita tidak akan bisa bergerak dan atau bereaksi terhadap serangan lawan.
Bagi Anda yang bertanya-tanya kenapa sebagian besar praktisi seni beladiri berlatih dengan kaki telanjang, jawabannya adalah:
#pertama --sebagian besar latihan seni beladiri berlangsung di dalam ruangan, dan sudah menjadi tradisi (terutama di Jepang dan asia) untuk melepas alas kaki bila akan masuk ke sebuah ruangan supaya tidak mengotori ruangan tersebut.
#kedua --dengan kaki telanjang, kita akan lebih bisa 'merasakan' permukaan tempat kita berdiri.
Memang benar bahwa dengan kaki telanjang kita akan lebih bisa 'merasakan' dan menerima umpan balik dari permukaan tempat kita berdiri dengan lebih baik. Tetapi sayangnya sekarang ini hampir semua permukaan tanah tertutup dengan aspal, paving, kerikil, atau semen. Kaki telanjang memang akan memberikan grip atau 'cengkeraman' yang lebih baik pada permukaan tanah, pasir, ataupun rerumputan, akan tetapi telapak kaki Anda akan mudah sekali mengalami luka pada permukaan yang berkerikil ataupun pada permukaan aspal di waktu siang hari.
Bila Anda berlatih di tepi pantai atau lapangan rumput, saya sangat setuju bila Anda berlatih dengan kaki telanjang. Tetapi bila Anda harus berlatih di permukaan seperti aspal, ada baiknya kalau Anda memakai semacam alas kaki.
Banyak orang menganggap bahwa memakai sepatu akan menghambat teknik tendangan, tapi menurut saya justru sebaliknya. Kalau Anda sering membaca blog saya ini, Anda pastinya pernah membaca tentang tsumasaki-geri yaitu tendangan dengan menggunakan ibu jari kaki sebagai senjata (kalau belum Anda bisa membacanya disini). Tanpa latihan yang rutin dan terus menerus untuk mengkondisikan ibu jari kaki kita, boro-boro melumpuhkan lawan, mungkin ibu jari kaki kita yang akan mengalami cedera. Dengan memakai sepatu, teutama sepatu yang mempunyai ujung sol yang keras, jari-jari kaki kita akan terlindungi sehingga kita bisa menendang menggunakan 'ujung jari kaki' tanpa harus takut mengalami cedera.
Bagaimana dengan sepatu hak tinggi? Bila Anda (yang merasa perempuan) memakai sepatu hak tinggi, Anda akan memiliki keuntungan ketika melakukan injakan (dengan memanfaatkan hak sepatu), tetapi jangan coba-coba melakukan tendangan seperti mawashi-geri misalnya.
Yang penting adalah ketahuilah 'daya cengkeram' sol sepatu atau alas kaki Anda pada permukaan tempat Anda berdiri.
Lebih jauh lagi, selain melindungi jari kaki dan bisa dimanfaatkan sebagai 'senjata', sepatu juga melindungi telapak kaki, punggung kaki, dan ujung kaki Anda.
Di awal artikel ini saya menyebutkan bahwa latihan beladiri yang sebenarnya dimulai saat Anda keluar dari pintu dojo, atau dengan kata lain, bawalah latihan Anda di dalam dojo ke dalam kehidupan sehari-hari Anda. Sekarang bagaimana kalau kita balik, bawalah situasi kehidupan sehari-hari Anda (dalam hal ini pemakaian sandal/sepatu) ke dalam dojo.
Saya tidak meminta Anda untuk memakai sandal/sepatu di dalam dojo, karena selain menodai tradisi seni beladiri, memakai alas kaki di dalam dojo akan mengotori atau bahkan merusak lantai dojo Anda. Tetapi bukan berarti Anda tidak bisa berlatih di luar ruangan bukan? Carilah tempat yang cukup luas, dan cobalah untuk bergerak, dan saling mengaplikasikan teknik-teknik beladiri dengan rekan latihan Anda --dengan memakai alas kaki, atau lebih ekstrim lagi Anda juga bisa memakai pakaian sehari-hari.
Anda pastinya akan menemukan banyak hal baru, selain itu Anda juga akan merasa lebih fresh dengan perubahan suasana latihan ini.
Setidaknya itulah pendapat saya.
Latihan beladiri yang 'resmi' (yang dilakukan di dalam dojo) menurut saya sangat kurang dalam mempersiapkan diri kita menghadapi situasi perkelahian yang sebenarnya.
Sayangnya banyak orang menganggap bahwa latihan beladiri hanya bisa dilakukan saat mereka memakai dogi dengan sabuk berwarna yang melilit di pinggangnya, saat mereka tidak memakai alas kaki, dan hanya bisa dilakukan di tempat yang cukup luas untuk bisa bergerak dengan bebas.
Kita seringkali lupa bahwa 'praktek nyata' beladiri bisa terjadi kapanpun dan di manapun; saat kita mengenakan kemeja, jas, atau kaos; saat kita memakai celana jins; saat kita memakai alas kaki (sepatu ataupun sandal); atau di tempat yang sempit atau kurang ideal untuk membela diri seperti di tempat yang licin, berkerikil, dan lain sebagainya.
Di artikel kali ini saya hanya akan fokus pada satu hal saja yaitu alas kaki.
Bicara tentang seni beladiri, kaki adalah salah satu bagian tubuh yang paling penting. Kita memasang kamae atau kuda-kuda dengan kaki; tanpa kaki kita tidak akan bisa mengatur maai dengan lawan kita; intinya tanpa kaki kita tidak akan bisa bergerak dan atau bereaksi terhadap serangan lawan.
Bagi Anda yang bertanya-tanya kenapa sebagian besar praktisi seni beladiri berlatih dengan kaki telanjang, jawabannya adalah:
#pertama --sebagian besar latihan seni beladiri berlangsung di dalam ruangan, dan sudah menjadi tradisi (terutama di Jepang dan asia) untuk melepas alas kaki bila akan masuk ke sebuah ruangan supaya tidak mengotori ruangan tersebut.
#kedua --dengan kaki telanjang, kita akan lebih bisa 'merasakan' permukaan tempat kita berdiri.
Memang benar bahwa dengan kaki telanjang kita akan lebih bisa 'merasakan' dan menerima umpan balik dari permukaan tempat kita berdiri dengan lebih baik. Tetapi sayangnya sekarang ini hampir semua permukaan tanah tertutup dengan aspal, paving, kerikil, atau semen. Kaki telanjang memang akan memberikan grip atau 'cengkeraman' yang lebih baik pada permukaan tanah, pasir, ataupun rerumputan, akan tetapi telapak kaki Anda akan mudah sekali mengalami luka pada permukaan yang berkerikil ataupun pada permukaan aspal di waktu siang hari.
Bila Anda berlatih di tepi pantai atau lapangan rumput, saya sangat setuju bila Anda berlatih dengan kaki telanjang. Tetapi bila Anda harus berlatih di permukaan seperti aspal, ada baiknya kalau Anda memakai semacam alas kaki.
|  | 
| Geta, sandal tradisional Jepang | 
Bagaimana dengan sepatu hak tinggi? Bila Anda (yang merasa perempuan) memakai sepatu hak tinggi, Anda akan memiliki keuntungan ketika melakukan injakan (dengan memanfaatkan hak sepatu), tetapi jangan coba-coba melakukan tendangan seperti mawashi-geri misalnya.
|  | 
| Image dari pixabay.com | 
Lebih jauh lagi, selain melindungi jari kaki dan bisa dimanfaatkan sebagai 'senjata', sepatu juga melindungi telapak kaki, punggung kaki, dan ujung kaki Anda.
Di awal artikel ini saya menyebutkan bahwa latihan beladiri yang sebenarnya dimulai saat Anda keluar dari pintu dojo, atau dengan kata lain, bawalah latihan Anda di dalam dojo ke dalam kehidupan sehari-hari Anda. Sekarang bagaimana kalau kita balik, bawalah situasi kehidupan sehari-hari Anda (dalam hal ini pemakaian sandal/sepatu) ke dalam dojo.
Saya tidak meminta Anda untuk memakai sandal/sepatu di dalam dojo, karena selain menodai tradisi seni beladiri, memakai alas kaki di dalam dojo akan mengotori atau bahkan merusak lantai dojo Anda. Tetapi bukan berarti Anda tidak bisa berlatih di luar ruangan bukan? Carilah tempat yang cukup luas, dan cobalah untuk bergerak, dan saling mengaplikasikan teknik-teknik beladiri dengan rekan latihan Anda --dengan memakai alas kaki, atau lebih ekstrim lagi Anda juga bisa memakai pakaian sehari-hari.
Anda pastinya akan menemukan banyak hal baru, selain itu Anda juga akan merasa lebih fresh dengan perubahan suasana latihan ini.
Thanks for reading Tentang Alas Kaki (dan Hubungannya dengan Seni Beladiri) . Please share...!
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No Spam, Please...!