Semakin populernya Mixed Martial Arts (MMA) membuat banyak orang berbondong-bondong ingin mempelajari aliran beladiri 'baru' tersebut, gym MMA bermunculan dimana-mana, seminar dan workshop MMA selalu dipenuhi oleh peserta.
Padahal MMA bukanlah beladiri baru, MMA -sesuai dengan namanya- adalah gabungan dari berbagai aliran beladiri yang lebih menekankan pada sisi sport daripada 'do'.
Seni beladiri modern (gendai budo) seperti judo, kendo, dan karate-do, adalah modernisasi dari koryu budo (seni beladiri kuno) yang lebih mengutamakan aspek 'do' daripada 'jutsu'. Dengan perkembangan jaman, gendai budo -yang tujuan utamanya adalah membangun karakter- akhirnya juga dipertandingkan. Pertandingan ini tentu saja berbeda dengan perkelahian. Misalnya, dalam pertandingan beladiri --karena tujuannya bukanlah menghabisi lawan-- banyak teknik-teknik 'kotor' dan berbahaya yang dilarang pemakaiannya.
Lalu apa perbedaan antara beladiri sport dengan seni beladiri? Berikut adalah 7 diantaranya:
#1. Mencari poin vs. mencari selamat
Tujuan utama seni beladiri adalah mencari selamat, untuk selamat kita ngga harus berkelahi, kita bisa saja lari dan mencari pertolongan. Bila memang terpaksa harus berkelahi -untuk membela diri-, praktisi beladiri akan cenderung defensif dan mengutamakan keselamatan tubuhnya daripada berusaha merobohkan lawan.
Tapi jangan dibayangkan seorang praktisi beladiri hanya akan terus bertahan sepanjang pertarungan, bila si praktisi tersebut menemukan celah dalam pertahanan lawan, maka ia tidak akan segan-segan memanfaatkan celah tersebut untuk melumpuhkan lawan secepat mungkin dan dengan cara apapun [dan dengan begitu menjamin keselamatannya].
Dalam sport -walaupun ada juga atlet yang cenderung defensif- tujuan utamanya adalah mendapatkan poin, sehingga si atlet akan cenderung agresif menyerang lawan tandingnya. Dengan agresif menyerang (tanpa melupakan pertahanan tentu saja), peluang untuk mendapatkan poin tentu saja akan lebih besar.
#2. 1 lawan 1 vs. 1 lawan 1, 1 lawan 2, atau 1 lawan banyak
Dalam sport, pertandingan akan selalu berlangsung antara satu orang kontestan melawan satu orang kontestan lain; di dalam seni beladiri, perkelahian bisa saja terjadi 1 lawan 1, tapi yang lebih sering (terutama di beladiri jalanan) adalah 1 lawan banyak.
Bila di dalam pertandingan kita 'hanya' perlu fokus dan waspada pada lawan di depan kita, di dalam seni beladiri -selain harus fokus dan waspada pada lawan di depan kita- kita juga perlu waspada dengan keadaan sekitar karena bisa saja lawan 'menyembunyikan' temannya untuk menyerang saat kita lengah.
#3. Banyak aturan vs. tidak ada aturan
Bahkan pertandingan MMA yang katanya tanpa aturan, masih memiliki banyak aturan di dalamnya, aturan-aturan tersebut antara lain tidak boleh menyerang mata, tidak boleh menyerang daerah kemaluan, tidak boleh menyerang bagian belakang kepala, dan lain sebagainya; padahal di dalam seni beladiri, bagian tubuh tersebut adalah daerah yang paling efektif untuk melumpuhkan lawan.
Selain itu, di dalam pertandingan juga ada seorang wasit yang bertugas mengawasi jalannya 'perkelahian'; bila ada salah satu pihak yang terlihat terdesak, wasit akan memisahkan kedua kontestan, dan bila ada salah satu kontestan yang KO atau tidak bisa melanjutkan pertandingan, wasit akan menghentikan pertandingan tersebut.
Dalam seni beladiri, jangan berharap ada hal seperti itu; bila kita terdesak, lawan justru akan menggencarkan serangannya, bahkan bila kita ter-KO sekali pun, lawan tidak akan menghentikan serangannya untuk memastikan kita benar-benar koit.
Dalam situasi membela diri, tidak ada larangan untuk menggunakan semacam senjata baik bagi kita maupun lawan kita, karena itu tidak ada salahnya memanfaatkan apapun yang bisa digunakan sebagai senjata untuk memperbesar peluang selamat.
#4. Terjadi di arena vs. terjadi dimana saja dan kapan saja
Pertandingan beladiri sport selalu berlangsung di dalam suatu arena dan pada satu waktu yang sudah ditentukan. Arena yang digunakan sudah terjamin keamanannya, bila kita terjatuh atau terbanting sekalipun, kita tidak akan mengalami cedera yang parah.
Waktu yang sudah ditentukan membuat kita bisa menyiapkan fisik dan mental kita untuk menghadapi pertandingan tersebut. Kita juga bisa 'mempelajari' calon lawan kita dan menyusun strategi sebelum bertanding.
Hal ini sangat berbeda dengan seni beladiri. Perkelahian dalam seni beladiri bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Kita tidak bisa memilih tempat untuk berkelahi; kita bisa saja berkelahi di lapangan rumput, jalanan beraspal, tanah berkerikil, atau pasir dengan segala resikonya. Kita juga ngga bisa memilih waktu terjadinya; perkelahian bisa saja terjadi saat kita sedang kurang sehat, saat kita sedang capek, dan sebagainya.
#5. Adil vs. tidak selalu adil
Prtandingan beladiri selalu berlangsung adil: 1 lawan 1, berat badan yang sama, alat pelindung yang sama, sama-sama tidak menggunakan senjata (atau sama-sama menggunakan senjata), aliran beladiri yang sama (kecuali mungkin MMA), serta terikat aturan yang sama.
Dalam perkelahian sering kali terjadi kebalikannya: 1 lawan banyak, berat badan yang jomplang, lawan yang bersenjata (dan kita [seringnya] tidak bersenjata), serta tujuan yang tidak sama [lawan ingin 'menghabisi' kita, sementara kita hanya ingin selamat].
#6. Ada alat pelindung vs. tanpa pelindung
Pertandingan beladiri adalah perkelahian yang diperhalus: ada aturannya, pesertanya pun memakai alat pelindung seperti gloves, head/body/elbow/knee/groin/shin protector. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko cedera [walaupun ada juga alat pelindung yang justru 'berbahaya' bagi lawan tanding kita seperti misalnya sarung tinju].
Dalam perkelahian, pelindung kita hanyalah Tuhan YME dan kemampuan beladiri yang kita dapatkan dari latihan bertahun-tahun.
#7. Latihan teknik saja vs. latihan teknik plusplus pelajaran teori dan filosofi
Tujuan latihan beladiri sport adalah untuk memenangkan pertandingan, sedangkan tujuan latihan seni beladiri (budo) adalah -selain melatih kemampuan membela diri- membangun karakter dari para praktisinya.
Dalam latihan, beladiri sport hanya akan fokus pada teknik dan taktik bertarung saja; dalam seni beladiri, selain melatih teknik dan taktik bertarung, kita juga akan mendapatkan pelajaran teori, filosofi, dan budi pekerti.
Itulah dia 7 perbedaan antara beladiri sport dengan seni beladiri version the spot Goblog.
Sebenarnya artikel ini lebih cocok berjudul "Perbedaan antara Perkelahian dan Pertandingan" tapi ini kan artikel saya :-). Dan walaupun terlihat sangat berbeda, sebenarnya beladiri sport dan seni beladiri juga mempunyai banyak persamaan. Persamaan-persamaan tersebut antara lain adalah sama-sama membutuhkan teknik beladiri, butuh persiapan berupa latihan, butuh taktik dan strategi, serta membutuhkan fisik dan mental yang kuat.
Padahal MMA bukanlah beladiri baru, MMA -sesuai dengan namanya- adalah gabungan dari berbagai aliran beladiri yang lebih menekankan pada sisi sport daripada 'do'.
Seni beladiri modern (gendai budo) seperti judo, kendo, dan karate-do, adalah modernisasi dari koryu budo (seni beladiri kuno) yang lebih mengutamakan aspek 'do' daripada 'jutsu'. Dengan perkembangan jaman, gendai budo -yang tujuan utamanya adalah membangun karakter- akhirnya juga dipertandingkan. Pertandingan ini tentu saja berbeda dengan perkelahian. Misalnya, dalam pertandingan beladiri --karena tujuannya bukanlah menghabisi lawan-- banyak teknik-teknik 'kotor' dan berbahaya yang dilarang pemakaiannya.
Lalu apa perbedaan antara beladiri sport dengan seni beladiri? Berikut adalah 7 diantaranya:
#1. Mencari poin vs. mencari selamat
Tujuan utama seni beladiri adalah mencari selamat, untuk selamat kita ngga harus berkelahi, kita bisa saja lari dan mencari pertolongan. Bila memang terpaksa harus berkelahi -untuk membela diri-, praktisi beladiri akan cenderung defensif dan mengutamakan keselamatan tubuhnya daripada berusaha merobohkan lawan.
Tapi jangan dibayangkan seorang praktisi beladiri hanya akan terus bertahan sepanjang pertarungan, bila si praktisi tersebut menemukan celah dalam pertahanan lawan, maka ia tidak akan segan-segan memanfaatkan celah tersebut untuk melumpuhkan lawan secepat mungkin dan dengan cara apapun [dan dengan begitu menjamin keselamatannya].
Dalam sport -walaupun ada juga atlet yang cenderung defensif- tujuan utamanya adalah mendapatkan poin, sehingga si atlet akan cenderung agresif menyerang lawan tandingnya. Dengan agresif menyerang (tanpa melupakan pertahanan tentu saja), peluang untuk mendapatkan poin tentu saja akan lebih besar.
#2. 1 lawan 1 vs. 1 lawan 1, 1 lawan 2, atau 1 lawan banyak
Dalam sport, pertandingan akan selalu berlangsung antara satu orang kontestan melawan satu orang kontestan lain; di dalam seni beladiri, perkelahian bisa saja terjadi 1 lawan 1, tapi yang lebih sering (terutama di beladiri jalanan) adalah 1 lawan banyak.
Bila di dalam pertandingan kita 'hanya' perlu fokus dan waspada pada lawan di depan kita, di dalam seni beladiri -selain harus fokus dan waspada pada lawan di depan kita- kita juga perlu waspada dengan keadaan sekitar karena bisa saja lawan 'menyembunyikan' temannya untuk menyerang saat kita lengah.
#3. Banyak aturan vs. tidak ada aturan
Bahkan pertandingan MMA yang katanya tanpa aturan, masih memiliki banyak aturan di dalamnya, aturan-aturan tersebut antara lain tidak boleh menyerang mata, tidak boleh menyerang daerah kemaluan, tidak boleh menyerang bagian belakang kepala, dan lain sebagainya; padahal di dalam seni beladiri, bagian tubuh tersebut adalah daerah yang paling efektif untuk melumpuhkan lawan.
Selain itu, di dalam pertandingan juga ada seorang wasit yang bertugas mengawasi jalannya 'perkelahian'; bila ada salah satu pihak yang terlihat terdesak, wasit akan memisahkan kedua kontestan, dan bila ada salah satu kontestan yang KO atau tidak bisa melanjutkan pertandingan, wasit akan menghentikan pertandingan tersebut.
Dalam seni beladiri, jangan berharap ada hal seperti itu; bila kita terdesak, lawan justru akan menggencarkan serangannya, bahkan bila kita ter-KO sekali pun, lawan tidak akan menghentikan serangannya untuk memastikan kita benar-benar koit.
Dalam situasi membela diri, tidak ada larangan untuk menggunakan semacam senjata baik bagi kita maupun lawan kita, karena itu tidak ada salahnya memanfaatkan apapun yang bisa digunakan sebagai senjata untuk memperbesar peluang selamat.
#4. Terjadi di arena vs. terjadi dimana saja dan kapan saja
Pertandingan beladiri sport selalu berlangsung di dalam suatu arena dan pada satu waktu yang sudah ditentukan. Arena yang digunakan sudah terjamin keamanannya, bila kita terjatuh atau terbanting sekalipun, kita tidak akan mengalami cedera yang parah.
Waktu yang sudah ditentukan membuat kita bisa menyiapkan fisik dan mental kita untuk menghadapi pertandingan tersebut. Kita juga bisa 'mempelajari' calon lawan kita dan menyusun strategi sebelum bertanding.
Hal ini sangat berbeda dengan seni beladiri. Perkelahian dalam seni beladiri bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Kita tidak bisa memilih tempat untuk berkelahi; kita bisa saja berkelahi di lapangan rumput, jalanan beraspal, tanah berkerikil, atau pasir dengan segala resikonya. Kita juga ngga bisa memilih waktu terjadinya; perkelahian bisa saja terjadi saat kita sedang kurang sehat, saat kita sedang capek, dan sebagainya.
#5. Adil vs. tidak selalu adil
Prtandingan beladiri selalu berlangsung adil: 1 lawan 1, berat badan yang sama, alat pelindung yang sama, sama-sama tidak menggunakan senjata (atau sama-sama menggunakan senjata), aliran beladiri yang sama (kecuali mungkin MMA), serta terikat aturan yang sama.
Dalam perkelahian sering kali terjadi kebalikannya: 1 lawan banyak, berat badan yang jomplang, lawan yang bersenjata (dan kita [seringnya] tidak bersenjata), serta tujuan yang tidak sama [lawan ingin 'menghabisi' kita, sementara kita hanya ingin selamat].
#6. Ada alat pelindung vs. tanpa pelindung
Pertandingan beladiri adalah perkelahian yang diperhalus: ada aturannya, pesertanya pun memakai alat pelindung seperti gloves, head/body/elbow/knee/groin/shin protector. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko cedera [walaupun ada juga alat pelindung yang justru 'berbahaya' bagi lawan tanding kita seperti misalnya sarung tinju].
|  | 
| Image dari pixabay.com | 
#7. Latihan teknik saja vs. latihan teknik plus
Tujuan latihan beladiri sport adalah untuk memenangkan pertandingan, sedangkan tujuan latihan seni beladiri (budo) adalah -selain melatih kemampuan membela diri- membangun karakter dari para praktisinya.
Dalam latihan, beladiri sport hanya akan fokus pada teknik dan taktik bertarung saja; dalam seni beladiri, selain melatih teknik dan taktik bertarung, kita juga akan mendapatkan pelajaran teori, filosofi, dan budi pekerti.
Itulah dia 7 perbedaan antara beladiri sport dengan seni beladiri versi
Sebenarnya artikel ini lebih cocok berjudul "Perbedaan antara Perkelahian dan Pertandingan" tapi ini kan artikel saya :-). Dan walaupun terlihat sangat berbeda, sebenarnya beladiri sport dan seni beladiri juga mempunyai banyak persamaan. Persamaan-persamaan tersebut antara lain adalah sama-sama membutuhkan teknik beladiri, butuh persiapan berupa latihan, butuh taktik dan strategi, serta membutuhkan fisik dan mental yang kuat.
Thanks for reading Perbedaan antara Beladiri 'Sport' dengan Seni Beladiri. Please share...!
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No Spam, Please...!