Pertandingan olahraga beladiri 'tanpa aturan' seperti Ultimate Fighting Championship (UFC) dan Pride Fighting Championship akhir-akhir ini sedang (kembali) ngetren - setelah sempat menjadi tren pada akhir tahun 90-an.
Gaya bertarung 'baru' ini mendapat sebutan Mixed Martial Arts (MMA), karena untuk dapat memenangkan pertandingan dibutuhkan kombinasi dari berbagai teknik dari berbagai aliran seni beladiri seperti gulat, tinju, jujutsu, karate dan juga puluhan seni beladiri lain. Tidak diragukan lagi bahwa seorang petarung MMA adalah atlet dengan skill beladiri yang mumpuni.
Tetapi bagaimana jadinya jika seorang pertarung MMA terlibat dalam pertarungan jalanan melawan seorang street fighter betulan?
Gaya bertarung 'baru' ini mendapat sebutan Mixed Martial Arts (MMA), karena untuk dapat memenangkan pertandingan dibutuhkan kombinasi dari berbagai teknik dari berbagai aliran seni beladiri seperti gulat, tinju, jujutsu, karate dan juga puluhan seni beladiri lain. Tidak diragukan lagi bahwa seorang petarung MMA adalah atlet dengan skill beladiri yang mumpuni.
|  | 
| Image dari pixabay.com | 
Walaupun pertandingan MMA pra-UFC terlihat brutal, berdarah-darah dan 'tanpa aturan', pertarungan jalanan masih lebih brutal dan benar-benar TANPA ATURAN. Perlu Anda ketahui bahwa meskipun pertandingan MMA disebut sebagai pertandingan beladiri 'tanpa aturan', tetapi sebenarnya banyak sekali aturan di dalamnya.
Selain (tentu saja) tidak diperbolehkan menggunakan/membawa senjata dalam bentuk apapun (berbeda dengan pertarungan jalanan dimana lawan Anda sangat mungkin membawa senjata dan tidak ragu-ragu menggunakannya), aturan resmi UFC menyebutkan bahwa seorang fighter dianggap melakukan pelanggaran bila:
- menyerang mata dengan cara apapun
- menyerang organ vital seperti kemaluan
- menyerang tulang belakang atau kepala bagian belakang
- menyerang leher bagian depan/tenggorokan dengan cara apapun
- menyerang (menginjak ataupun menyerang dengan siku) kepala lawan yang sedang terkapar
- menarik rambut, mencakar, menggigit, atau mencubit
- mencengkeram tulang selangka
Padahal hal-hal tersebut adalah cara-cara 'berharga' yang dipakai oleh seorang petarung jalanan untuk mengakhiri pertarungan secepat mungkin.
Bila seorang fighter MMA berlatih untuk mendapatkan kemenangan 'submission', petarung jalanan 'berlatih' untuk mempertahankan hidup dan/atau menghabisi lawannya. Bila seorang fighter MMA dilatih untuk 'bertarung' selama 5-10 menit, petarung jalanan bertarung dalam waktu 5-10 detik saja.
Kalau petarung MMA saja - yang katanya adalah seorang dengan skill beladiri mumpuni - kesulitan menghadapi pertarungan jalanan bagaimana dengan praktisi seni beladiri lain?
Yang salah bukanlah 'ilmu' MMA ataupun 'ilmu' beladirinya melainkan cara latihannya. Banyaknya turnamen beladiri/MMA menyebabkan banyak orang berlatih hanya untuk ambil bagian dalam berbagai turnamen tersebut (dan berharap jadi juara), dan melupakan tujuan latihan seni beladiri yang sebenarnya.
Walaupun terlihat seperti sebuah 'pertarungan', pertandingan beladiri (MMA) bukanlah pertarungan sebenarnya. Di dalam pertarungan jalanan seorang fighter akan berusaha menghabisi lawan secepat mungkin dan dengan cara apapun, sedangkan dalam MMA seorang fighter terikat dengan berbagai macam aturan (seperti yang saya sebutkan di atas).
Lalu bagaimana cara berlatih yang benar untuk menghadapi pertarungan jalanan?
Jangan... sekali lagi JANGAN 'berlatih' dengan cara menantang geng motor kemudian bertarung mati-matian dengan mereka, tetapi kalau Anda berlatih MMA 'hanya' untuk bertanding di UFC misalnya, dan melupakan teknik-teknik yang lebih 'brutal' (yang sering dipakai dan efektif di jalanan) seperti mencolok mata, menyerang kemaluan, menarik rambut dan sebagainya, maka kemungkinan besar suatu hari nanti saat Anda terpaksa terlibat dalam pertarungan jalanan (semoga tidak pernah terjadi) Anda akan mengalami kejadian seperti berikut ini: Anda berhasil melakukan arm bar pada lawan Anda, tetapi dalam waktu yang bersamaan lawan Anda juga berhasil 'mencolokkan' jarinya ke mata Anda, atau menusukkan pisaunya ke paha Anda, atau bahkan memanggil teman-temannya untuk menghajar Anda beramai-ramai.
Jangan... sekali lagi JANGAN 'berlatih' dengan cara menantang geng motor kemudian bertarung mati-matian dengan mereka, tetapi kalau Anda berlatih MMA 'hanya' untuk bertanding di UFC misalnya, dan melupakan teknik-teknik yang lebih 'brutal' (yang sering dipakai dan efektif di jalanan) seperti mencolok mata, menyerang kemaluan, menarik rambut dan sebagainya, maka kemungkinan besar suatu hari nanti saat Anda terpaksa terlibat dalam pertarungan jalanan (semoga tidak pernah terjadi) Anda akan mengalami kejadian seperti berikut ini: Anda berhasil melakukan arm bar pada lawan Anda, tetapi dalam waktu yang bersamaan lawan Anda juga berhasil 'mencolokkan' jarinya ke mata Anda, atau menusukkan pisaunya ke paha Anda, atau bahkan memanggil teman-temannya untuk menghajar Anda beramai-ramai.
Kombinasikan latihan teknik, fisik, dan mental yang Anda dapatkan di MMA dengan 'kesadisan' dan 'kenekatan' seorang street fighter, maka Anda akan menjadi seorang fighter yang tak terkalahkan.
Thanks for reading Mixed Martial Arts vs. Street Fighting. Please share...!
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No Spam, Please...!