Kyudo, Seni Memanah Jepang

Selain judo dan karate, yang sangat terkenal di seluruh dunia, Jepang merupakan rumah dari banyak seni beladiri yang kurang dikenal, salah satunya adalah kyudo.

Secara harfiah berarti "'jalan' busur panah", kyudo berakar dari tradisi Shinto kuno yang menggunakan busur dan anak panah (memanah) sebagai bagian dari ritual keagamaan. Kyudo (kanji: ๅผ“้“) berkembang dari seni memanah (kyujutsu) samurai pada jaman Edo (1603-1868) dimana kemampuan memanah adalah skill yang paling penting bagi seorang samurai bahkan lebih penting daripada keahlian memainkan pedang.

Image dari en.wikipedia.org
Penggunaan busur dan anak panah di medan perang mulai tergusur pada tahun 1543 setelah Portugis memperkenalkan senapan matchlock ke Jepang. Karena posisi busur dan anak panah sebagai senjata telah tergantikan oleh senapan, keahlian memanah lama-kelamaan berubah menjadi suatu bentuk ritual dan budo (seni beladiri) yang dikenal sebagai kyudo.

Bagi sebagian besar praktisinya, kyudo lebih dianggap sebagai seni daripada sport karena perilaku dan martabat kyudojin (praktisi kyudo) dianggap lebih penting daripada kemampuan untuk memanah tepat sasaran.

Sebelum, selama, dan sesudah menembakkan anak panah seorang kyudojin selalu mematuhi dan menjalankan dengan cermat langkah-langkah tertentu yang disebut dengan "shaho hassetsu" atau delapan langkah memanah.
  1. ashibumi - mengatur posisi kaki dan telapak kaki
  2. dozukuri - memperbaiki postur tubuh
  3. yugamae - menyiapkan busur dan anak panah
  4. uchiokoshi - mengangkat busur di atas kepala dan bersiap menarik tali busur
  5. hikiwake - menarik tali busur
  6. kai - tali busur tertarik maksimal, mengharmoniskan tubuh dan jiwa sambil menunggu 'saat' untuk menembak
  7. hanare - melepaskan anak panah dengan alami ketika 'saatnya' tiba
  8. zanshin - tetap menjaga postur tubuh setelah menembak
Kai (image dari en.wikipedia.org)
Kyudo melatih tubuh dan jiwa praktisinya dengan cara belajar untuk fokus pada proses menembakkan anak panah dengan ma ai atau timing yang tepat. Kyudo bertujuan untuk mengembangkan karakter praktisinya tidak hanya dalam hal panah-memanah tetapi juga dalam hidup keseharian mereka, dan seperti halnya seni beladiri yang lain, kyudo membantu praktisinya untuk menghindari konflik dan kekerasan.

Di dalam kyudo juga terdapat tingkatan (kyu dan dan) seperti dalam seni beladiri lain walaupun kyudo tidak memakai sabuk berwarna ataupun tanda tingkatan seperti seni beladiri lain.

Target atau sasaran panah dalam kyudo biasanya berdiameter 38 sentimeter dan diletakkan pada jarak 28 meter dari tempat kyudojin memanah. Dalam kompetisi nilai didasarkan pada banyaknya anak panah yang mengenai target, bukan dari seberapa dekat anak panah dengan pusat target.

Busur dan anak panah biasanya terbuat dari bambu --walaupun sekarang ada juga busur yang dibuat dari fiberglass dan anak panah yang terbuat dari alumunium. Yumi (busur panah Jepang) berukuran panjang 221 sentimeter, lebih panjang 60 sentimeter daripada busur panah barat yang berukuran panjang 160 sentimeter.

Yumi atau busur panah ini harus diperlakukan dengan hormat. Menginjak atau melangkahi busur panah yang diletakkan di lantai dianggap sebagai sesuatu yang sangat tidak sopan, dan memegang busur panah milik orang lain tanpa ijin adalah sesuatu yang haram.

Filosofi kyudo bisa dirangkum dalam tiga kata yaitu 'kebenaran-kebaikan-keindahan' (shin-zen-bi) dimana 'kebenaran' berkaitan dengan proses menembakkan anak panah dengan pikiran yang jernih, 'kebaikan' berkaitan dengan karakter kyudojin, dan 'keindahan' berkaitan dengan etika dan keanggunan kyudo.

Sebagian orang menganggap kyudo sebagai bagian dari ritual keagamaan sedangkan sebagian yang lain menganggapnya sebagai suatu bentuk keahlian memanah, tetapi yang jelas filosofi dan adanya unsur ritual (shaho hassetsu)-lah yang membedakan kyudo dengan olahraga panahan yang lain.


Sumber:
http://www.unmissablejapan.com/etcetera/kyudo
http://www.nippon.com/en/features/jg00090/
https://en.wikipedia.org/wiki/Ky%C5%ABd%C5%8D

Thanks for reading Kyudo, Seni Memanah Jepang. Please share...!

About dudundeden

Previous
« Prev Post
    Blogger Comment
    Facebook Comment

No Spam, Please...!