Maai: Timing dan Jarak dalam Seni Beladiri

Maai (dibaca ma-ai) adalah istilah Jepang yang dipakai untuk menjelaskan jarak antara kita dan lawan kita dalam sebuah pertarungan.

Maai (kanji: ้–“ๅˆใ„) yang secara harfiah berarti "interval" adalah sebuah konsep yang rumit. Maai tidak hanya melibatkan jarak, tetapi juga waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut, dan juga kecepatan serta ritme serangan. 

Image dari en.wikipedia.org
Maai bukanlah sesuatu yang fix melainkan selalu berubah-ubah tergantung pada beberapa hal seperti sikap berdiri, ukuran tubuh, dan penggunaan senjata. Setiap orang mempunyai maai yang berbeda-beda, orang yang berpostur tubuh tinggi mempunyai jangkauan yang panjang sehingga maai-nya besar, sedangkan orang yang bertubuh pendek mempunyai maai yang kecil. Seseorang yang lincah juga mempunyai maai yang lebih besar daripada seseorang yang lamban.

Di dalam pertarungan, penting bagi kita untuk mengatur dan menjaga maai sekaligus mencegah lawan melakukannya, hal ini berarti kita bisa melakukan serangan sebelum lawan menyerang atau kita bisa bertahan dan menyerang balik bila mendapat serangan.

Terdapat tiga macam maai dasar dalam seni beladiri yaitu:
  • Issoku ikken no maai (satu langkah satu pukulan). Issoku ikken no maai adalah suatu jarak dimana serangan kita bisa mengenai lawan setelah kita melangkah satu step ke depan, kita juga bisa keluar dari jangkauan serangan lawan dengan mundur satu step ke belakang. Jarak antara lawan dengan kita pada issoku ikken no maai adalah sekitar dua kali dari panjang lengan kita. Issoku ikken no maai ini disebut juga dengan kihon maai.
  • Chikai maai (chikama) adalah jarak yang lebih rapat daripada issoku ikken no maai. Pada jarak ini serangan kita dapat mengenai lawan dengan mudah tetapi serangan lawan juga akan lebih mudah mengenai kita.
  • Toi maai (toma) adalah suatu jarak "aman" dimana baik kita maupun lawan kita berada diluar jangkauan serangan masing-masing.
Kita akan punya cukup banyak waktu untuk bereaksi bila lawan memaksakan diri untuk menyerang dari posisi toma. Hal ini sangat berbeda dengan posisi issoku ikken no maai dimana waktu untuk bereaksi hampir tidak ada sehingga perhatian kita tidak boleh terpecah dan harus selalu fokus dan waspada.

Berkaitan dengan timing, maai tidak hanya menjelaskan waktu secara "fisik", tetapi juga secara "mental" dalam artian hilangnya kewaspadaan (walaupun hanya sesaat), bahkan maai juga mencakup konsep kyo-jitsu (kebulatan tekad) dimana bila kita ragu-ragu dalam melakukan serangan atau pertahanan, lawan akan memanfaatkan momen tersebut untuk menyerang atau melakukan serangan balik.

Hilangnya kewaspadaan dan kyo-jitsu ini disebut sebagai "kokoro no maai". Kokoro no maai inilah yang menjadi salah satu faktor kenapa hanya satu pihak saja yang "diatas angin" padahal kedua belah pihak berada pada jarak yang sama-sama menguntungkan.

Untuk dapat memanfaatkan maai dengan baik, kita harus mempunyai kemampuan olah tubuh (ashi sabaki dan tai sabaki) yang baik. Dengan olah tubuh, kita akan bisa mengambil atau mengatur jarak dengan cepat untuk menciptakan peluang bertahan maupun menyerang.

#FYI: Di dalam seni beladiri tradisional Cina terdapat sebuah teknik olah tubuh yang dapat digunakan untuk menutup jarak yang jauh pada toma, teknik tersebut dinamakan "langkah Senshitsu".

Langkah Senshitsu (Image dari manga Kenji)
Menyerang secara membabi-buta, menggunakan tenaga fullpower dalam setiap serangan dan pertahanan, ataupun melawan power dengan power bukanlah tujuan dari seni beladiri. Selalu waspada dan tanggap dengan situasi, "membaca" gerakan lawan, menggunakan jarak dan ritme serangan untuk menciptakan celah, serta "menghabiskan" tenaga untuk satu serangan pamungkas, itulah seni beladiri.

Demikian yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat.   

Thanks for reading Maai: Timing dan Jarak dalam Seni Beladiri. Please share...!

About dudundeden

Previous
« Prev Post
    Blogger Comment
    Facebook Comment

No Spam, Please...!