Lagi-lagi game disalahkan. Alasan M*I Lebak mem-fatwa haram Pokemon GO adalah karena permainan tersebut tidak bermanfaat, serta membuat pemainnya melupakan ibadah dan pekerjaan, disebutkan pula bahwa permainan ini memboroskan waktu dan berpotensi membahayakan para pemainnya.
Menurut saya alasan itu sangat konyol. Sebuah game tidak akan memberi pengaruh buruk pada pemainnya kecuali pemain itu sendiri yang menyebabkan pengaruh buruk tersebut terjadi. Saya adalah seorang gamer sejak duduk di kelas 2 SD, tetapi ngga pernah sekalipun saya mendapat pengaruh buruk dari sebuah game. Nilai-nilai pelajaran sekolah saya selalu bagus (kecuali mungkin pelajaran IPS :)), walaupun jarang jadi juara tapi saya selalu masuk 10 besar.
Intinya adalah pengendalian diri, selama karir saya bermain game saya tidak pernah bermain game sampai lupa waktu apalagi lupa segalanya, dalam satu hari saya hanya bermain game 1-3 jam maksimal. Saat saya kuliah dan sampai bekerja sekarang ini, saya selalu meluangkan waktu 1-2 jam untuk bermain game setiap harinya. Perhatikan kata yang saya garis bawahi, dan saya cetak miring/bold, saya hanya bermain game setelah menyelesaikan semua tanggung jawab lain yang lebih penting.
Saya selalu bermain game sambil duduk manis di depan monitor televisi/PC, walaupun sekarang saya lebih banyak memainkan game di konsol portabel (baca: 3DS), saya nggak pernah bermain game sambil jalan-jalan.
Saya sangat setuju dengan larangan memainkan game nggak hanya Pokemon GO tetapi juga game-game lain seperti Candy Crush dan Angry Bird di tempat kerja. Game dibuat untuk mengisi waktu luang kita (bisa juga menjadi sumber penghasilan kalau Anda seorang gamer profesional), bukan untuk memboroskan dan membuang-buang waktu kita.
Baca juga Pelajaran Hidup yang Bisa Dipetik dari Video Games
Terkait Pokemon GO yang katanya berpotensi membahayakan para pemainnya, kalau kita mau kaji lebih dalam, hal itu bukan salah dari Pokemon GO-nya melainkan salah dari pemainnya sendiri. Walaupun Pokemon GO memang harus dimainkan sambil 'berjalan-jalan' tetapi bukan berarti kita berjalan sambil terus menatap layar smartphone kita dan tidak memperhatikan keadaan sekitar. Jangan salahkan gamenya, salahkan pemainnya yang bermain game dengan cara nggak smart.
Kalau mau mengharamkan Pokemon GO haramkan saja sekalian SMS karena SMS ternyata juga berpotensi membahayakan penggunanya (pernah melihat seseorang ber-SMS ria sambil mengendarai sepeda motor?); haramkan juga Facebook, Twitter, Path, ataupun media sosial lain (situs medsos adalah situs yang paling banyak dibuka di tempat kerja) karena mengganggu produktivitas kerja; haramkan juga kartu Uno karena hanya memboroskan waktu saja.
Baca juga Pelajaran Hidup yang Bisa Dipetik dari Video Games
Terkait Pokemon GO yang katanya berpotensi membahayakan para pemainnya, kalau kita mau kaji lebih dalam, hal itu bukan salah dari Pokemon GO-nya melainkan salah dari pemainnya sendiri. Walaupun Pokemon GO memang harus dimainkan sambil 'berjalan-jalan' tetapi bukan berarti kita berjalan sambil terus menatap layar smartphone kita dan tidak memperhatikan keadaan sekitar. Jangan salahkan gamenya, salahkan pemainnya yang bermain game dengan cara nggak smart.
|  | 
| Image dari pixabay.com | 
Daripada mengharamkan Pokemon GO, lebih baik haramkan rokok yang jelas-jelas tidak bermanfaat dan bahkan mengganggu kesehatan, keluarkan juga fatwa haram untuk korupsi yang jelas-jelas merugikan negara dan hanya mensejahterakan segelintir orang.
Untuk para gamer ababil di luar sana, tolong jangan rusak citra seorang gamer. Bermainlah game dengan cara yang smart, jangan bermain game di waktu kerja, jangan bermain game di tempat yang membahayakan keselamatan Anda, dan bermainlah game hanya di waktu luang Anda (kecuali Anda gamer profesional).
Saya sendiri belum pernah memainkan Pokemon GO, saya lebih suka bermain game Pokemon 'klasik' di handheld Nintendo. Sekedar Anda tahu saya sudah menamatkan lima game Pokemon bahkan sebelum Pokemon GO dirilis. Lima game tersebut adalah Pokemon Black, Pokemon Black 2, Pokemon Platinum, Pokemon SoulSilver, Pokemon Y, dan satu lagi game Pokemon yang saya tamatkan saat Pokemon GO sudah dirilis yaitu Pokemon Alpha Sapphire yang baru saya tamatkan seminggu yang lalu (18/7).
Tahukah Anda bahwa sebelum Pokemon GO dirilis, game Pokemon seringkali dianggap sebagai game-nya anak kecil, sedikit sekali gamer Indonesia yang memainkannya (walaupun game ini meledak di dunia sejak dirilisnya Pokemon Red/Blue pada tahun 1998) dan lebih sedikit lagi yang mau mengakui kalau dirinya memainkan game Pokemon.
Demikian isi hati saya, terimakasih sudah meluangkan waktu Anda untuk membacanya.
NB: Anda yang ngga terima saya sebut gamer ababil, silakan menyebutkan game Pokemon apa saja yang sudah Anda tamatkan sebelum dirilisnya game Pokemon GO, atau silakan angkat tangan bagi siapapun yang pernah frustrasi saat melawan Whitney dengan Miltank-nya... hehehe bercanda piisss.
Thanks for reading Tanggapan Saya sebagai Seorang Gamer tentang Fatwa Haram Pokemon GO. Please share...!
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No Spam, Please...!